Penelitian
Pengukuran Deformasi Struktur dengan Tiga Alat Geodesi (Robotic Total Station, Global Navigation Satellite System dan Terrestrial Laser Scanner)
Pembangunan Bendungan Bener dilaksanakan di Sungai Bogowonto di Kecamatan
Bener Kabupaten Purworejo. Salah satu manfaat bendungan ini nantinya antara lain untuk
menjamin pemenuhan air irigasi untuk Daerah Irigasi ( D.I.) di Kabupaten Purworejo dan
sekitarnya. Kondisi geologi teknik maupun morfologi lokasi rencana pembangunan bendungan
bener beragam. Penyelidikan karakteristik geologi teknik secara detail telah dilaksanakan
sebelumnya namun peyelidikan tersebut dilaksanakan ketika proses konstruksi belum
dilaksanakan. Penyelidikan geologi teknik yang meliputi pemetaan geologi teknik,
perhitungan kualitas massa batuan dengan metode Rock Mass Rating (RMR)(Bieniawski,
1989) dan Geological Strenght Index (GSI) belum di hubungkan dengan sebaran zona
kerentanan lereng khususnya di lokasi pembangunan terowongan belum pernah dilakukan
sebelumnya menjadi latar belakang dilaksanakannya penelitian ini.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut Menentukan kondisi
geologi dan geomorfologi daerah penelitian, Menentukan sebaran kualitas massa batuan daerah
penelitian, Menentukan distribusi tingkat pelapukan batuan permukaan daerah penelitian dan
Menentukan sebaran zona kerentanan lereng area pemabangunan bendungan khususnya lokasi
terowongan. Laporan penelitian akan memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu
geologi teknik terutama dalam mitigasi kebencanaan, memberikan kontribusi dalam
preliminary study menentukan kestabilan portal terowongan dan sistem penyangga
terowongan, dan memberikan gambaran sebaran zona kerentanan lereng di lokasi
pembangunan bendungan khususnya lokasi terowongan pengelak sehingga dapat memberikan
masukan terhadap stakeholder. Data primer yang akan digunakan untuk analisis kerentanan
lereng antara lain Pengamatan Geologi Permukaan, Pengamatan atau diskripsi kondisi
morfologi daerah penelitian, Pengamatan tingkat pelapukan (dengan standar BS5930, (198,
Penilaian Kualitas Massa Batuan Permukaan, Pengambilan Sampel Batuan dan Penyelidikan
Laboratorium.
Pembobotan dengan metode Analisis AHP dapat dilakukan dan digunakan untuk
memetakan kerentanan lereng di lokasi yang spesifik seperti area pembangunan bendungan
termasuk lokasi terowongan. Berdasarkan analisis tersebut lokasi penelitian tersusun oleh
empat zona kerentanan zona kerentanan lereng sangat rendah (5%), zona kerentanan lereng
rendah (25%), zona kerentanan lereng sedang (50%), zona kerentanan lereng tinggi (20%). Lokasi pembangunan bendungan inti dan terowongan berada pada daerah dengan
tingkat kerentanan rendah dan sedang, namun sebagian besar berada pada zona kerentanan
lereng rendah sehingga tidak memerlukan penanganan khusus saat ekskavasi saat konstruksi.
3
Lokasi dengan tingkat kerentanan rendah berada pada bagian tengah lokasi penelitian
membentang dari utara ke selatan yang merupakan lokasi daerah aliran sungai dan sekitarnya.
Rencana lokasi genangan berada pada daerah dengan tingkat kerentanan lereng rendah,
sehingga jika terjadi rapid draw down pada lokasi genangan kemungkinan kecil mempengaruhi
stabilitas dari lereng disekitar genangan, hal tersebut menguntungkan karena meminimalisir
adanya laju sedimentasi pada bendungan yang disebabkan karena material longsor. Diperlukan
penelitian selanjutnya untuk mengkonfirmasi lokasi dengan 4 katagori kerentanan dengan
melakukan evaluasi analisis numeriknya.
Secara umum lokasi sandaran bendungan terdiri dari dua kualitas massa batuan yang
berbeda yaitu lapisan atas dengan kualitas massa batuan yang sedang dan bagian bawah terdiri
dari kualitas massa batuan yang baik. Kualitas massa batuan dipengaruhi oleh menifestasi
struktur geologi dan tingkat pelapulan terutama pada lapisan (region) atas. Nilai Lugeon
semakin kecil untuk kualitas massa batuan yang baik, dan membesar ketika kualitas massa
batuan turun (menjadi kualitas massa batuan sedang). Kestabilan lereng eksisting (tanpa
ekskavasi) dari analisis empirik maupun analisis numerik menunjukan kondisi yang stabil pada
umumnya. Namun perlu sedikit perbaikan jika kemudian ada ekskavasi yang menyebabkan
lereng terganggu. Ekskavasi bendungan menyebabkan geometri lereng berubah namun
memudahkan dalam akusisi data geomekanik bawah pernukaan maka penyelidikan kestabilan
sandaran lanjutan perlu dilakukan dengan penambahan data geomekanaik permukaan sehingga
analisis empirik dengan tipe keruntuhan kinematik dapat dilakukan dengan lebih detail