Penelitian
Potensi Pengembangan Bioaspal di Indonesia
Aspal sebagai salah satu bahan utama perkerasan jalan merupakan komponen yang
perlu diperhitungkan penggunaannya dari sisi manfaat keberlanjutannya di masa depan.
Berbagai jenis aspal digunakan di berbagai daerah mulai dari aspal minyak, aspal alam, dan
aspal polimer dimana proses modifikasi pun telah dikembangkan dari masa ke masa. Latar
belakang permasalahan penelitian ini sejalan dengan tingginya kebutuhan akan
penggunaan aspal minyak namun tidak sejalan dengan bahan baku yang ada saat ini.
Pengembangan bio-aspal sebagai alternatif pengganti aspal minyak diharapkan menjadi
salah satu solusi atas permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
potensi bahan baku non-petroleum berupa limbah pertanian sebagai bio-aspal yang dapat
digunakan sebagai modifier, extender maupun sebagai substitusi aspal minyak Limbah
pertanian dipilih menjadi objek penelitian ini yaitu limbah pengolahan tebu (ampas tebu),
limbah penggilingan padi (jerami padi) dan limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS).
Metode penelitian yang digunakan adalah pyrolisis untuk mendapatkan bio-oil yang
nantinya akan dicocokan sifatnya dengan aspal minyak Pen 60/70. Dalam studi ini, proses
pyrolisis dilakukan pada variasi temperatur yang berbeda yaitu dari 90ºC sampai dengan
170ºC dan dengan variasi berat input 3 kg sampai dengan 5kg serta dilanjutkan dengan uji
Fourier Transform Infrared (FTIR) dan uji Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GCMS) untuk menguji kemiripan gugus kimia bio-oil terhadap karakteristik aspal. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum pyrolisis dicapai dalam waktu yang sama
yaitu 105 menit, namun dengan berat dan suhu yang berbeda. Berat dan suhu optimum
dicapai TKKS pada 5kg, 170ºC dalam proses pyrolisis, sedangkan untuk ampas tebu dan
jerami padi pada 3kg, 170ºC. Analisa hasil uji FTIR dan GC-MS menunjukkan bahwa biooil hasil pyrolisis ketiga bahan uji berpotensi sebagai bio-aspal, namun ketiganya belum
dapat digunakan sebagai extender maupun sebagai substitusi aspal minyak. TKKS
menghasilkan bio-oil yang paling banyak, meski nilai Carbonyl Index (CI) paling kecil.
Penggunaan bio-oil dari TKKS sebagai aspal modifier dapat merubah sifat rheologi aspal
minyak Pen 60/70.