Penelitian
Pengembangan Paving Block Plastik Sebagai Bahan Perkerasan Jalan

Tingginya jumlah emisi gas karbondioksida (CO2) menjadi penyebab terjadinya perubahan iklim
global. Salah satu penyumbang emisi gas CO2 berasal dari sampah plastic. Berdasarkan data SIPN
tahun 2023 yang dikelola Kementerian Lungkungan Hidup dan Kehutanan, jumlah timbunan
sampah sebanyak 16,7 juta ton/tahun. Dari jumlah tersebut 3 juta ton/thn (18%) merupakan jenis
sampah plastic dimana yang tidak terkelola sebanyak 690 ribu ton/thn (23%). Seiring berjalannya
waktu sampah tersebut menjadi pencemaran dan sumber penyakit. Beberapa metode dapat
dilakukan untuk mengelola sampah plastic antara lain ditimbun dalam tanah, insenerasi,
penguraian secara biologis, dan didaur ulang. Dalam kenyataan metode daur ulang dinilai menjadi
metode yang paling ramah lingkungan dengan menggunakan energi yang paling kecil. Jumlah
timbunan plastic yang besar, kondisi kotor, dan berbau menjadi potensi untuk diolah kembali
menjadi bahan perkerasan jalan. Penelitian pemanfaatan material plastik sebagai bahan konstruksi
jalan difokuskan pada pemanfaatan ulang bahan plastic PET (bekas botol minuman, tali, pakaian),
HDPE (bekas botol sabun, detergen, dll), PVC (bekas pembungkus plastic), dan LDPE (bekas tas
kresek) dengan memanfaatkan proses termal dalam proses pembentukan produk paving dan
guiding block. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik paving block dan guiding
block berbahan plastik seperti kuat tekan, daya serap, porositas, berat jenis, berat isi, kuat lentur,
dan koefisien gesek. Diharapkan dengan pengujian dapat diketahui tingkat kenyamanan dan
tingkat kinerja paving dan guiding block dalam memikul beban lalu lintas saat terendam air
(banjir), kondisi kering, kondisi tanjakan/turunan, pengereman mendadak, dan kondisi tikungan.
Hasil kajian juga digunakan untuk mengukur tingkat produktivitas kerja bahan tersebut bila
dibandingkan dengan pavong block konvensional.