Politeknik PU

Penelitian

Komparasi Kuat Tekan Beton Geopolimer Berbahan Dasar Fly Ash dengan Metode Curing Oven dan Suhu Ruang

Penelitian ini membahas tentang beton geopolimer berbahan dasar fly ash yang bersumber dari hasil pembakaran batubara di PLTU Tanjung Jati, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Indonesia. Fly ash yang digunakan dikategorikan sebagai fly ash tipe F sedangkan alkali aktivator yang digunakan berupa sodium hidroksida (NaOH) dan sodium silikat (Na₂SiO₃) dengan molaritas (10M). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kuat tekan maksimum binder geopolimer dan beton geopolimer diumur 28 hari melalui 2 metode perawatan, yaitu dibiarkan didalam suhu ruangan dan di oven menggunakan suhu 60°C selama 24 jam. Rangkaian pengujian yang dilakukan berupa uji material fly ash dengan metode uji X-Ray Flourence (XRF), uji slump, uji kuat tekan binder geopolimer dan kuat tekan beton geopolimer. Perbandingan aktivator yang digunakan pada pengujian binder dan beton geopolimer adalah 1:2 dan 1:3. Hasil riset menunjukkan nilai kuat tekan binder dan beton geopolimer maksimum pada umur 28 hari masing-masing sebesar 37,48 Mpa dan 60,09 Mpa terdapat pada variasi binder 10-3CR (curing oven 60°C) dengan rasio perbandingan NaOH terhadap Na₂SiO₃ sebesar 1:3. Dari hasil analisa disimpulkan bahwa perawatan beton curing time 24 jam pada suhu 60°C memberikan kuat tekan maksimal dibandingkan dengan udara terbuka, hal ini disebabkan karena tipe material pembentuk fly ash proses hidrasinya sangat lambat, jika perawatan menggunakan oven maka proses hidrasi berlangsung lebih cepat sehingga tingkat kekerasan beton geopolimer akan lebih cepat pula. Disamping itu meningkatkan temperatur curing dapat mempercepat reaksi polimerisasi sehingga kuat tekan beton semakin tinggi akan tetapi pada suhu tertentu kuat tekan tersebut akan mengalami penurunan dikarenakan sebagian air sudah menguap sehingga mengurangi kualitas beton geopolimer