Politeknik PU

Penelitian

Groyne Sebagai Perlindungan Erosi Tepi Sungai (Studi Kasus Di Sungai Konaweha, Sulawesi Tenggara)

Salah satu permasalahan yang sering terjadi pada sungai adalah adanya perubahan tataguna lahan di hulu sungai yang memicu peningkatan erosivitas dan pengendapan lahan sehingga morfologi sungai terganggu. Sungai yang mengalami proses pengendapan yang sangat intensif akan menyebabkan alur sungai berpindah atau sungai dapat bertambah lebar dan dangkal, sehingga erosi pada dasar sungai terjadi secara tidak stabil, dan apabila sungai tersebut membentuk belokan, maka terjadiah erosi/gerusan pada tebing sungai. Sungai Konaweha di kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai karakteristik sungai berliku (bermeander).
Perubahan tataguna lahan dibagian hulu sebagai lokasi tambang (pertambangan nikel) dan perkebunan (sawit) menyebabkan perubahan signifikan dibagian hilir sungai. Pada bulan Agustus tahun 2018, terjadi longsoran di tikungan luar sungai Konaweha tepatnya pada lokasi koordinat 3°58’55.65″S; 122°24’31.36″E. longsoran terjadi di tebing sungai tepat di tikungan luar sungai, dimana tebing tersebut merupakan bagian dari bahu jalan nasional ruas Pohara – BTS. Kota Kendari KM 22+000. Kerusakan yang diakibatkan sangat parah sehingga memutus jalan tersebut.
Tulisan ini mengkaji pemasangan Groyne tipe permeable dengan struktur tiang pancang beton pada sisi luar tikungan sungai sebagai alternatif penanganan longosoran ditebing sungai. Metode penelitian ini adalah gabungan kuantitatif dan kualitatif. Posisi penempatan Groyne dianalisis dengan model matematis menggunakan software IRIC. Hasil dari penilitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif penanganan erosi pada tikungan sungai yang efisien dan efektif.